Senin, 01 Februari 2010

Sakit Hati

Jangan bertanya bagaimana rasanya sakit hati. Jangan pula bertanya siapa yang membuat hati terasa pedih, perih, dan nyeri. Sulit diungkapkan, tapi sangat jelas menyayat dada bagian dalam.

Sakit hati adalah sakit dari segala sakit. Mungkin anda pernah mengalaminya. Sakit hati tidak selalu disebabkan oleh putus cinta, tetapi bisa juga disebabkan oleh perbedaan pendapat atau pertentangan dengan teman atau anggota keluarga. Namun, sakit hati hampir sama rasanya dengan putus cinta, demikian juga dampaknya.

Siapa pun anda, pasti ingin dicintai, mencintai, dipercayai dan mempercayai orang lain. Tetapi, ketika sakit hati tiba, sulit bagi anda untuk kembali memaafkan dan mempercayai orang yang melakukannya. Bahkan anda mungkin merasa sulit untuk membuka hati dan perasaan kepada orang lain yang tidak tahu apa-apa.

Ini adalah dilema yang harus dihadapi. Terserah anda, memilih untuk berjalan sendiri atau melanjutkan hubungan setelah apa yang terjadi. Satu hal yang pasti, hidup akan terus berjalan dengan atau tanpa sakit hati.

Berdasarkan pengalaman beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa belajar untuk membuka kembali hati, perasaan cinta dan rasa percaya kepada orang-orang yang pernah menyakiti anda, merupakan hal yang penting. Kenapa? Karena cepat atau lambat, setiap orang akan menyakiti dan disakiti hatinya.

Oleh sebab itu, akan lebih baik apabila anda menyadari bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang luput dari sakit hati, termasuk anda. Tanpa bermaksud mengurangi rasa percaya kepada orang-orang yang anda cintai, ada baiknya anda menyadari bahwa siapa pun dia, teman biasa, sahabat, pacar atau keluarga dan sebaik apa pun dia, suatu saat nanti akan menjadi orang yang menyakiti anda – walaupun mungkin tidak disengaja.

Oleh sebab itu, ada baiknya apabila anda menganggap bahwa mereka tidak serius dengan ucapannya. Anda bisa menganggapnya angin lalu atau bisa mengatakan kepada diri bahwa perbuatan mereka sebenarnya tidak ditujukan kepada anda. Cuek saja, jangan dimasukkan ke hati.

Belajar untuk bertanggung jawab dan menghargai orang lain juga sangat penting. Coba bertanya pada diri, apa yang tidak diinginkan dalam hubungan anda, apa yang bisa membuat anda sakit hati, dan apa yang anda ingin orang lain lakukan. Buatlah daftarnya dan coba utarakan hal itu kepada orang-orang di sekitar anda. Apabila anda sakit hati lagi, tidak hanya mengingat cara mengatasi sakit hati terdahulu, tetapi mencoba keluar dari masalah dan melupakannya dengan cepat. Hal ini akan sangat membantu. Apabila perlu, hang-out bersama teman-teman dan alihkan perhatian kepada pekerjaan atau olah raga.

Anda juga perlu mengetahui bahwa kata kunci untuk menyelamatkan diri dari sakit hati adalah bukan percaya kepada orang lain tetapi percaya kepada diri sendiri dan perasaan anda. Ingatlah bahwa tidak ada jaminan orang lain tidak akan menyakiti perasaan anda. Berusahalah menjadi orang baik, sopan, bijak, peduli kepada orang lain dan dapat dipercaya.

Untuk menjadi itu semua, tentu saja anda harus dapat mempercayai diri sendiri agar anda merasa bebas berbuat dan menentukan hubungan. Berkomunikasi secara efektif dan lugas sangat penting. Ungkapkan perasaan anda, apa yang disukai dan apa yang dibenci. Hal itu sangat membantu orang lain mengerti anda dan berusaha untuk tidak melakukan tindakan yang mungkin bisa menyakiti hati anda.

Belajar mempercayai opini sendiri mengenai diri, tindakan dan perbuatan anda adalah lebih penting dari mempercayai opini orang lain. Bisa jadi anda justru bertambah sakit hati dengan opini mereka. Belajarlah untuk percaya dan hargai diri anda sendiri.

Hal paling utama yang harus anda lakukan adalah belajar memaafkan kesalahan orang lain karena memaafkan adalah hal paling baik dalam sebuah hubungan. Dan teruslah selalu berpikir positif terhadap suatu kritik/tindakan orang lain yang mungkin bisa menyebabkan anda sakit hati, karena pikiran positif akan membuat sakit hati menjadi normal kembali.

Sabtu, 16 Januari 2010

Masing ingatkah Anda pada masa kecil ketika asyik bermain? Bermacam permainan, entah punya nama atau tidak, dari petak umpet, sampai bermain kejar-kejaran, menjadi permainan yang sangat menyenangkan. Tapi, pernahkan Anda berpikir, jika permainan di masa kecil bisa membawa perubahan bagi masa depan kita?

Hal ini terjadi pada seorang pria kelahiran Ontario Kanada, James Naismith. Ia adalah seorang yatim piatu sejak kecil, sebab James dan ketiga saudaranya ditinggal mati orang tuanya saat terjadi wabah penyakit ganas di tahun 1871. Sejak saat itu, ia kemudian tinggal bersama pamannya yang memiliki perkebunan.

James kemudian tumbuh menjadi seorang yang sangat berbakat di bidang olahraga. Berkali-kali ia mendapat penghargaan di pertandingan rugby dan di arena senam, terutama setelah ia menjadi mahasiswa di McGill University Montreal Kanada. Setelah lulus, bakat olahraganya tersalurkan. Ketika itu, ia masuk menjadi salah satu pelatih olahraga di YMCA International Training School di Springfield Massachusetts.

Ketika menjadi pelatih olahraga itu, ia diminta oleh atasannya untuk membuat permainan untuk mengisi waktu luang di saat masa reses musim football dan baseball. Ini diperlukan agar para olahragawan tetap bugar di masa istirahat panjang. James kemudian memutar otak, bagaimana ia bisa membuat sebuah olahraga yang menarik, namun tetap bisa membuat performa para atlet tetap prima.

Dalam masa pencarian itu, tiba-tiba James mengingat sebuah permainan di masa kecilnya. Permainan itu bernama "Duck on a Rock", yaitu sebuah permainan lempar bola dalam keranjang. Dari inspirasi masa kecil ini, James lantas membagi 18 orang siswanya menjadi dua kelompok, masing-masing 9 orang. Ada satu orang sebagai penjaga gawang, dua pertahanan, tiga pemain tengah, dua pemain sayap, dan satu pemain di base. Masing-masing tim akan berusaha memasukkan sebanyak mungkin bola ke dalam keranjang.

Segera saja, permainan itu disukai oleh siswa James. Sayang, keranjang itu bawahnya masih tertutup layaknya keranjang biasa. Hal ini sering dikeluhkan, karena setiap kali memasukkan bola ke keranjang, harus susah memungut ke dalam keranjang. Namun, hal ini tak berlangsung lama. James segera mendapat ide memotong bagian bawah keranjang sehingga bola bisa langsung keluar dari keranjang tersebut. Inilah kemudian yang menjadi cikal bakal permainan basket.

Tahun 1893, setelah ring basket dibuat dari baja, permainan ini makin populer. Dan, hal ini diikuti dengan sejumlah peraturan dan kesepakatan baru yang membuat basket makin dikenal di mana-mana hingga akhirnya menjadi olahraga resmi di tahun 1909.